Minggu, 21 Juni 2015

Pencegahan & Deteksi Dini Kanker Serviks (Leher Rahim)

Pada sistem reproduksi wanita, cervix uteri (serviks/leher rahim) adalah bagian bawah dari uterus (rahim) yang menghubungkanuterus (rahim) dengan vagina. 


Salah satu fungsi penting serviks adalah memberi jalan bagi janin untuk keluar dengan cara melunak dan melebar (tingkatan pelebaran serviks inilah yang digunakan oleh dokter atau bidan dalam pengambilan keputusan saat proses kelahiran) sekaligus menopang bagian-bagian tubuh janin dalam proses kelahiran. 

Selain itu, serviks juga berfungsi sebagai penghasil lendir, sebagai jalan masuknya sperma ke dalam rahim dan digunakan untuk beberapa metode kontrasepsi. 



Kanker serviks
adalah kanker yang menyerang area serviks. Kanker serviks terjadi jika sel-sel pada serviks tumbuh secara abnormal dan di luar kendali. Sel-sel ini tidak seketika berubah menjadi kanker melainkan secara bertahap berkembang dari normal menjadi pre-kanker dan akhirnya kanker.


Tahap perkembangan ini bisa dideteksi dengan pemeriksaan pap smear atau pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat).


Siapa saja yang berisiko terkena kanker serviks?

Faktanya, 
SETIAP WANITA BERISIKO TERKENA KANKER SERVIKS. Menurut data dari Kementerian Kesehatan :
·                SETIAP TAHUN LEBIH DARI 15.000 KASUS kanker serviks terjadi di Indonesia.
·                SETIAP BULAN Indonesia kehilangan 600-750 WANITA akibat kanker serviks.
·                SETIAP HARI 20-25 DARI 40-45 WANITA Indonesia yang terdiagnosa menderita kanker serviks MENINGGAL DUNIA.
·                SETIAP 1 JAM 1 WANITA INDONESIA MENINGGAL DUNIA AKIBAT KANKER SERVIKS. 

Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa KANKER SERVIKS (masih) menjadi PENYAKIT PEMBUNUH WANITA NOMOR 1 DI INDONESIA. Tingginya kasus kanker serviks di Indonesia membuat WORLD HEALTH ORGANIZATION (WHO) MENEMPATKAN INDONESIA SEBAGAI NEGARA DENGAN JUMLAH PENDERITA KANKER SERVIKS TERBANYAK DI DUNIA.

Data menunjukkan lebih dari 90% kasus kanker serviks berhubungan erat dengan infeksi Human Papilloma Virus (HPV).

Penularan HPV terutama adalah melalui hubungan seksual, termasuk hubungan seksual tanpa penetrasi dan penggunaan sex toys. Penggunaan kondom tidak dapat mencegah penularan infeksi HPV karena kondom tidak melindungi seluruh area genital.

Gejala penyakit tidak langsung muncul setelah HPV berhasil masuk ke dalam tubuh penderita. Butuh waktu sekitar 10-20 tahundari mulai masuknya HPV ke dalam tubuh sampai menimbulkan gejala dan proses ini seringkali tidak disadari oleh penderita.



Selain infeksi HPV, faktor-faktor berikut ini juga dapat meningkatkan kejadian kasus kanker serviks

# Aktivitas seksual pertama dan hamil terlalu muda (< 16 tahun). 
Pada saat organ-organ pada sistem reproduksi wanita sedang dalam masa perkembangan, sebaiknya tidak 'diganggu' dulu dengan rangsangan penis, sperma atau kehamilan karena apabila proses perkembangan ini 'terganggu' maka sel-sel organ-organ reproduksi termasuk sel-sel serviks dapat menjadi abnormal sehingga berpotensi menjadi sel-sel kanker.

# Aktivitas seksual dengan berganti-ganti pasangan. 
Wanita yang melakukan aktivitas seksual dengan berganti-ganti pasangan sangat rentan terkena infeksi HPV.

# Aktivitas seksual dengan laki-laki yang tidak disirkumsisi (disunat). 
Laki-laki yang tidak disirkumsisi rentan terkena infeksi HPV dan bisa menularkannya ke pasangan seksualnya.

# Sering melahirkan (> 3 kali). Apalagi jika jarak persalinan terlalu dekat. 
Hubungan langsung antara sering melahirkan dan kanker serviks sampai saat ini belum diketahui secara pasti namun banyak teori yang dijadikan sebagai pegangan. Saat dilahirkan, janin akan melewati serviks dan menimbulkan trauma pada serviks. Semakin sering seorang wanita melahirkan maka semakin sering pula terjadi trauma pada serviksnya. Ketika seorang wanita selesai melahirkan, sistem reproduksinya akan memperbaiki sel-sel yang rusak dengan sendirinya dan perbaikan ini membutuhkan waktu. Jika dalam masa perbaikan itu sudah terjadi trauma lagi maka sel-sel yang belum sempurna diperbaiki itu akan menjadi abnormal dan berpotensi menjadi sel-sel kanker. Selain itu, diduga perubahan hormon yang terjadi saat masa kehamilan membuat serviks rentan terserang infeksi HPV.

# Kebiasaan merokok. 
Penelitian menunjukkan zat-zat berbahaya dalam rokok akan merusak sel-sel Langerhans pada serviks yang berfungsi melawan penyakit. Tidak hanya wanita perokok aktif, wanita perokok pasif pun harus memperhatikan hal ini.

# Kebersihan dan kebiasaan seksual yang buruk. 
Hal ini berhubungan dengan penularan infeksi HPV.  

# Golongan sosial ekonomi rendah. 
Wanita-wanita golongan sosial ekonomi rendah lebih rentan terserang kanker serviks. Hal ini berhubungan dengan lingkungan hidup yang biasanya kurang bersih atau kurang terawat dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan yang biasanya jauh dari gaya hidup sehat karena kurangnya atau bahkan tidak mendapat informasi yang benar mengenai gaya hidup sehat juga mengenai kanker serviks. Selain itu, yang paling penting adalah wanita-wanita golongan sosial ekonomi rendah sulit untuk menjangkau layanan kesehatan yang memadai.

# Kurang mengkonsumsi buah dan sayur. 
Buah dan sayur mengandung antioksidan yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari kanker.

# Sistem kekebalan tubuh yang lemah. 
Kondisi ini bisa terjadi karena mengkonsumsi obat-obat tertentu, misalnya obat-obat golongan imunosupresan atau karena menderita HIV/AIDS. Wanita dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah maka tubuhnya tidak mempunyai kemampuan optimal untuk melindungi dirinya sendiri dari proses abnormal yang terjadi dalam tubuh juga dari serangan berbagai penyakit, termasuk infeksi HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks. 

# Riwayat kanker serviks dalam keluarga. 
Walaupun wanita-wanita dengan riwayat kanker serviks dalam keluarga mempunyai resiko menderita kanker serviks lebih besar bukan berarti wanita-wanita yang tidak memiliki riwayat kanker serviks dalam keluarga bisa merasa aman dari ancaman kanker serviks. Semua wanita tanpa terkecuali harus tetap waspada dan dianjurkan untuk melindungi diri dari kanker serviks.
Kanker serviks pada stadium awal tidak menunjukkan gejala yang khas, bahkan bisa tanpa gejala. Seringkali gejala muncul saat kanker serviks sudah memasuki stadium akhir. Gejala-gejala yang paling sering muncul adalah :

# Perdarahan
 
berupa bercak yang keluar dari vagina yang muncul secara tidak normal, yaitu perdarahan yang muncul di luar periode menstruasi, setelah berhubungan seksual, dan atau setelah menopause. Seiring dengan makin tumbuhnya penyakit, perdarahan ini menjadi semakin banyak jumlahnya, semakin sering frekuensi terjadinya dan semakin lama waktu berlangsungnya sehingga dapat menimbulkan anemia.

# Keputihan
 yang tidak normal.
Lendir yang keluar semakin lama semakin berbau busuk akibat infeksi dan matinya jaringan.

Ketika seseorang telah didiagnosis menderita kanker serviks maka pengobatan harus segera dimulai untuk mencegah sel-sel kanker menyebar ke organ-organ lain. Secara umum pengobatan kanker serviks yang dapat diberikan bergantung pada usia dan keadaan penderita, luasnya penyebaran dan komplikasi lain yang menyertai. Pengobatan dapat berupa pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi.
Saya pernah mendapatkan kesempatan untuk membantu dokter spesialis kebidanan dan kandungan (SpOG) konsulen saya merawat pasien penderita kanker serviks stadium akhir. Pertama kali saya melihat pasien ini saya merasa tidak tega. Tubuhnya sangat kurus. Ibaratnya seperti tinggal kulit yang membungkus tulang. Kondisinya sangat lemah. Jangankan untuk bergerak, untuk menjawab pertanyaan saja dia tidak sanggup. Dari wajahnya saya bisa memahami rasa sakit yang sedang ditanggungnya. Saya masih ingat, saat itu konsulen saya berkata bahwa kanker serviks sudah menggerogoti tubuh pasien tersebut tanpa ada yang tersisa. Dengan kata lain, kanker serviks sudah menyebar ke berbagai tempat di tubuh pasien tersebut dan menimbulkan komplikasi. Mendengar hal itu, tak ada hal lain yang saya pikirkan selain anak-anaknya. Bagaimana nasib anak-anaknya nanti? Walau anak-anak itu masih memiliki ayah yang sehat dan menyayangi mereka tapi peran seorang ibu dalam rumah tangga tidak akan pernah tergantikan.

Sejak saat itu, saya bertekad untuk menyebarkan informasi mengenai kanker serviks sebanyak-banyaknya dan seluas-luasnya dengan menggunakan ilmu yang saya punya. Utamanya adalah agar wanita-wanita Indonesia terlindung dari kanker serviks. Selain itu, untuk meningkatkan kepedulian banyak orang terhadap kanker serviks.

Tapi kenyataannya hal itu tidak mudah. Menyadarkan orang untuk peduli terhadap kanker serviks, terutama menyadarkan wanita-wanita untuk menjalani deteksi dini dan melakukan pencegahan terhadap kanker serviks, sama sekali tidak mudah. Walaupun saya sudah menyajikan fakta-fakta tetap saja banyak wanita TIDAK tergugah untuk menjalani deteksi dini juga pencegahan. Padahal, 
DENGAN MELAKUKAN PENCEGAHAN DAN DETEKSI DINI MAKA ANGKA KESAKITAN DAN KEMATIAN KARENA KANKER SERVIKS DAPAT DITEKAN SAMPAI LEBIH DARI 50%.
Pencegahan dilakukan dengan cara meminimalisir atau menghilangkan faktor-faktor risiko yang sudah saya jelaskan sebelumnya, menjalani deteksi dini dengan pemeriksaan pap smear atau pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) yang dikombinasi dengan pemberian vaksinasi HPV.

# Vaksinasi HPV. 

Diberikan sebanyak tiga kali (bulan ke 0, 2 dan 6) agar titer antibodi terhadap HPV cukup sehingga dapat memberikan perlindungan yang optimal. Vaksin akan lebih efektif jika diberikan pada wanita yang belum aktif secara seksual.
Berdasarkan anjuran IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), usia optimal wanita untuk melakukan vaksinasi HPV adalah usia 10 tahun. Oleh karena itu untuk kalian yang punya anak, adik, atau keponakan wanita berusia di bawah 10 tahun, jadwalkan vaksinasi HPV saat mereka berusia 10 tahun dan jangan lupa sebelumnya berikan penjelasan mengapa mereka harus mendapatkan vaksinasi HPV dengan bahasa yang dapat mereka terima ;) 

Lalu bagaimana dengan wanita-wanita yang usianya sudah lewat dari 10 tahun? Untuk wanita-wanita yang belum pernah melakukan hubungan seksual maka dapat langsung melakukan vaksinasi HPV. Untuk wanita-wanita yang sudah pernah melakukan hubungan seksual maka sebelumnya harus melakukan screening dengan pemeriksaan pap smear atau pemeriksaan IVA.

Pemeriksaan pap smear 


adalah metode untuk mendeteksi sel-sel serviks yang berpotensi menjadi kanker dengan cara mengambil sample sel dari serviks. Sample sel kemudian dipulas ke kaca objek dan diuji di laboratorium. Pemeriksaan Pap smearhanya dapat dilakukan pada wanita yang sudah pernah melakukan hubungan seksual karena salah satu prosedur pemeriksaannya adalah memasukkan alat ke rongga vagina sehingga akan merusak selaput dara.

Lakukan pap smear secara rutin. Untuk wanita yang sudah pernah melakukan hubungan seksual berusia 25-49 tahun disarankan melakukan pap smear setiap tiga tahun sekali. Untuk wanita yang sudah pernah melakukan hubungan seksual berusia 50-64 tahun disarankan melakukan pap smear setiap lima tahun sekali. Saat ini pemeriksaan pap smear sudah ditanggung oleh BPJS.

# Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)
 
adalah metode sederhana untuk mendeteksi kanker serviks dengan cara memulas serviks dengan asam asetat 3-5%. Pemeriksaan IVA hanya dapat dilakukan pada wanita yang sudah pernah melakukan hubungan seksual karena salah satu prosedur pemeriksaannya adalah memasukkan alat ke rongga vagina sehingga akan merusak selaput dara.


Jika dibandingkan dengan pap smear, pemeriksaan IVA lebih mudah dilakukan (dapat dilakukan kapan saja), lebih singkat waktu pemeriksaannya (hasil pemeriksaan dapat langsung diketahui saat itu juga), alat-alat yang dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan ini sangat sederhana dan pelaksanaan pemeriksaannya tidak harus dilakukan oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan (dapat dilakukan oleh bidan, perawat dan dokter umum terlatih bersertifikasi) sehingga pemeriksaan ini dapat dilakukan di pusat pelayanan kesehatan sederhana dan dapat dijangkau oleh semua wanita. Saat ini pemeriksaan IVA sudah ditanggung oleh BPJS.


Dari sekian banyak pencegahan yang dapat dilakukan, pencegahan yang paling penting adalah edukasi. Seperti yang saya bilang sebelumnya, menyadarkan wanita-wanita untuk menjalankan deteksi dini juga melakukan pencegahan sangat tidak mudah. Ada saja alasan-alasan dikemukakan yang tidak sebanding dengan ancaman yang dihadapi. Sebagai contoh :

# Alasan takut penyakitnya ketahuan. 
Namanya juga memeriksakan diri, bisa jadi ada penyakitnya atau bisa jadi tidak ada penyakitnya. Kalau pun ada penyakitnya, lebih baik diketahui sedini mungkin. Semakin dini suatu penyakit diketahui maka semakin mudah dan murah untuk dibantu disembuhkan. JIKA KANKER SERVIKS DIDETEKSI SEJAK DINI MAKA TINGKAT KEBERHASILAN PENGOBATANNYA MENJADI LEBIH TINGGI.

# Alasan takut jarum suntik sehingga tidak mau melakukan vaksinasi. 
Seharusnya lebih takut terkena kanker serviks ya :(

# Alasan biaya vaksinasi kanker serviks mahal. 
Untuk ukuran negara berkembang seperti Indonesia biaya vaksinasi kanker serviks memang mahal tapi saat ini sudah banyak OBGYN (klinik kebidanan dan kandungan) juga rumah sakit yang menyediakan paket berupa konsultasi dokter, deteksi dini dan vaksinasi sekaligus sehingga biaya menjadi lebih murah. Lagipula, biaya pengobatan kanker serviks sangat jauh lebih mahal. Lebih baik keluar uang untuk vaksinasi kanker serviks atau keluar uang untuk mengobati kanker serviks?

Oleh karena itu, melalui tulisan ini saya mengajak kalian semua yang membaca untuk lebih peduli terhadap kanker serviks. Saya berharap perempuan-perempuan yang membaca tulisan ini tergugah untuk memeriksakan diri dan melakukan pencegahan. Saya berharap perempuan-perempuan yang sudah memeriksakan diri dan melakukan pencegahan mau 'menularkan' semangat tersebut ke perempuan-perempuan lainnya. Saya juga berharap informasi mengenai kanker serviks ini dapat dibantu disebarkan ke setiap orang sehingga kita bisa sama-sama melindungi perempuan-perempuan Indonesia.

Mari kita sama-sama perangi kanker serviks! ;)
Salah satu klinik yang menyediakan paket layanan konsultasi, deteksi dini dan vaksinasi kanker serviks :

Permata Medika
Jl. Raya Tanjung Barat No.111B, Tanjung Barat
Telepon / WA : 0856 0856 1714
Instagram : (at)mnd_clinic
Facebook : MNDClinic
Blog : mndclinic.blogspot.com 



*Sumber informasi blog dokter PUSPITA SARI DINI http://puspitasaridini.blogspot.com/2015/05/pentingnya-pencegahan-deteksi-dini.html?m=1

Ramadan blessing


Minggu, 17 Mei 2015

ALKOHOL



Alkohol

Ini adalah racun yang bisa merusak sperma dan sel telur sebelum konsepsi,juga embrio yang sedang berkembang. 

Risiko utama untuk janin adalah:
1. Keterbelakangan perkembangan 
2. Keterbelakangan pertumbuhan
3. Serta kerusakan otak dan sistem saraf. 
Semua ini disebut sebagai sindrom alkohol pada janin  (fetal alcohol syndrome).

Alkohol juga bisa menyebabkan kelahiran mati. Penelitian menunjukan bahwa efek alkohol pada wanita hamil bervariasi ;sebagian wanita lebih terpengaruh daripada yang lain. Tapi yang pasti, jika tidak mengkonsumsi alkohol selama kehamilan anda akan terhidar dari berbagai masalah.

MEROKOK PADA KEHAMILAN



Merokok
Inilah salah satu hal paling merusak bagi kesehatan janin anda dan biang keladi utama masalah kesehatan yang dapat dihindari.

Sejumlah risiko yang terkait dengan kebiasaan merokok :
1. keguguran dan lahir mati
2. kerusakan plasenta 
3. bayi dengan berat badan lahir rendah yang gagal tumbuh.
4. Peningkatan risiko kelainan janin.

Merokok adalah salah satu penyebab rendahnya jumlah sperma, dan seorang pria yang merokok saat pasangannya tengah hamil bisa merusak kesehatan calon bayinya karena sang ibu menjadi perokok pasif dan masalah pun berlanjut. 

Saat dites pada usia lima,tujuh dan sebelas tahun, anak-anak dari para perokok berat ditemukan mengalami gangguan pertumbuhan dan kesulitan belajar. 

*sumber ensiklopedia kehamilan dan kelahiran

Sabtu, 16 Mei 2015

STRESS SAAT HAMIL??


Ibu hamil biasanya mempersiapkan diri secara fisik, Tapi ada yang lupa diperhatikan yaitu
'Kesiapan Mental'. padahal mental ibu hamil dapat mempengaruhi prilaku anak kelak loh.
Simak artikel berikut ini...

PERUBAHAN FISIK
Pada trimester pertama biasanya ibu hamil akan mengalami  morning sickness seperti mual,muntah dan sering kali terasa pusing. Bahkan pada beberapa ibuhamil sampai mengalami pingsan dan penurunan berat badan karena tidak nafsu makan.

Payudara ibu akan semangkin membesar karena kelenjar payudara mulai memproduksi ASI. Kulit menjadi kehitaman terutama disekitar payudara dan wajah.

Seiring dengan usia kehamilan yang semangkin tua, berat badan akan bertambah dan ibu terlihat sangat gemuk. Belum lagi munculnya stretchmark disekitar perut. Semua hal ini membuat ibu hamilmerasa tubuhnya rusak.

Saat semua terjadi secara bersamaan dan terasa tanpa henti, ibu akan merasa stress dan tidak percaya diri.

CEMAS,SEDIH DAN MARAH
Ibu hamil biasanya juga mengalami kecemasan berlebihan pada janin yang dikandungnya. Pertanyaan seperti "Apakah anak saya tumbuh normal?' , membuat ibu cemas dan sedih seketika.

Ibu juga lebih sensititif terhadap suami dan lingkungan sekitar ibu. Ibu mungkin merasa suami terhadap suami dan lingkungan sekitar bunda. Ibu mungkin merasa suami dan orang-orang terdekat tidak memperhatikan ibu hamil tersebut.

Mood yang berubah-ubah membuat ibu lelah dan akhirnya menimbulkan stress. Stress ini juga bisa mengakibatkan ibu tidak nafsu makan yang akan berujung pada kurangnya nutrisi untuk janin.

EFEK PADA ANAK
Stress dapat menimbulkan efek pada sikecil kelak. Usahakanlah untuk rileks dan menikmati kehamilan ibu. Stress yang terus menerus dapat memberikan efek negatif pada bayi seperti:

- Bayi sering rewel
- Kurang percaya diri
- Kurang biasa menerima dirinya sendiri
- Mudah stress
- Pemurung

SOLUSI
Pergilah berlibur atau bertemu teman-teman yang membuat ibu lebih rileks. Makan dan tertawa bersama dapat melepaskan ketegangan yang muncul saat hamil.

Bila sulit untuk rileks cobalah untuk bergabung mengikuti kelas-kelas relaksasi, yoga ibu hamil atau meditasi.

TIPS
Berendam di bathup dengan wewangian aromaterapi dan musik yang tenang dapat melepaskan stress dankecemasan bunda.

Senin, 11 Mei 2015

SINDROM CARPAL TUNNEL SAAT HAMIL

Sindrom carpal tunnel
*      Keluhan
Membuat tangan anda terasa seperti ditusuk-tusuk jarum, khususnya pada ibu jari dan jari telunjuk, disertai rasa kebal dan lemas.
Pada beberapa kasus tangan dan lengan bisa terpengaruh dan ini bisa terjadi mulai dari saat konsepsi.

*      Mengapa terjadi?
Tekanan pada syaraf yang melintang dari lengan ke tangan disepanjang bagian depan pergelangan. Tekanan disebabkan pembengkakan carpal tunnel (kumpulan serat berbentuk cincin disekeliling pergelangan tangan, yang dibawahnya dilalui syaraf-syaraf) akibat retensi cairan.

*      Apa yang bisa dilakukan??
Anda akan diberikan perawatan fisioterapi.
Pemasangan spalk dipergelangan tangan pada malam hari bisa membantu, begitu pula mengangkat dan menahan tangan diatas kepala sambil menggerakkan jemari.
Akupuntur juga bisa membantu.
Saat tidur, letakkan tangan disebuah bantal.
Gejala biasanya menghilang segera setelah melahirkan.

*      Risiko pada bayi

Tidak ada